Dunia
remaja adalah dunia anak muda yang berani dan nakal, dunia remaja adalah dunia
anak muda yang semangat dan antusias..
Terniang
seruan soekarno kepada Indonesia “berikan pada ku 10 anak muda, maka aku akan
menggetarkan dunia”
Muda
itu beda, muda itu indah dan ceria.. untuk itu, jika masih ada seorang pemuda
yang berjalan tak tegap, dahi penuh kerutan, mata tak tajam, maka dia bukanlah
seorang pemuda..
Sebuah
materi di penghujung acara Jambore Nasional Pelajar Persis se-Indonesia, mebuat
mata ku terbuka akan sebuah masa depan yang penuh cita-cita.. aku adalah
seorang santriwati di sebuah pesantren kecil di pinggiran kota Bandung, usia ku
menginjak 18 thn. Tentunya di usia yang bisa dikatakan mulai beranjak dewasa
ini aku masih jauh dalam kesempurnaan,tak lain karena sempurna hanya milik sang
Pencipta.. tapi apakah salah jika diri ini berupaya menjadi sempurna ketika hidup
di alam dunia, tentu saja tidak.
Berbicara
mengenai Alam dunia.. seseorang pernah berkata “jika kamu bisa sukses meraih
akhirat, maka kesuksesan dunia akan mengikutinya.” Kata yang selalu terniang di
fikiran ku. Tentu saja sebuah ungkapan yang sangat benar . aku islam aku santri
dan aku iman.. jika berbicara masalah kehidupan siapa sih yang ga percaya akan
akhirat.. terlebih memandang siapa aku. Tentu saja akhirat menjadi tujuan yang
utama. Sukses itu relatif, bagaimana tidak ketika kadar kesuksesan seseorang
berada pada satu titik dan orang itu telah mencapai nya maka orang tersebut
menganggap dirinya sukses, tentunya berbeda menurut pandangan orang-orang yang
telah mendunia. Inilah anggapan-anggapan mereka
1.
Menganggap sukses identik dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Kenyataannya, tidaklah selalu demikian. Banyak dijumpai orang –
orang yang tingkat edukasinya rendah (bukan Sarjana / tidak sampai tamat SMA)
tetapi sukses dalam bisnis bahkan jadi konglomerat. Mereka – mereka ini bisa
sukses karena piawai dan jeli melihat peluang yang ada. “Your mind is the
generator of failure, and also the generator of success” Remez Sasson
2.
Menganggap sukses identik dengan tidak melakukan kesalahan. Siapa yang tidak akan pernah melakukan kesalahan ? Justru karena
melalui kesalahanlah, Thomas Alfa Edison sukses menemukan listrik. “Strong
people make as many mistakes as weak people. Difference is that strong people
admit their mistakes, laugh at them, learn from them. That is how they become
strong” Richard Needham
3.
Menganggap sukses identik dengan kerja yang tanpa adanya batasan waktu. Kerja tanpa adanya batasan waktu, menunjukkan bahwa orang tersebut
tidak professional pada pekerjaannya karena tidak memiliki time management.
Seorang professional, tahu benar kapan harus mengawali dan mengakhiri
pekerjaannya dengan hasil yang terbaik. Professionalism : It’s NOT the job you
DO, It’s HOW you DO the job.
4.
Menganggap sukses identik dengan birokrasi yang sudah ditentukan. Di era yang serba praktis, semua bentuk birokrasi yang bertele –
tele, complicated dan rumit, sudah sewajarnya disederhanakan. Karena selain
tidak efisien, juga akan menurunkan produktivitas. “Professionalism knows how
to do it, when to do it, and doing it” Frank Tyger
5.
Menganggap sukses identik dengan petunjuk atasan. Petunjuk dibutuhkan jika acuan kerja belum ada atau masih ragu
dan bimbang. Kemandirian dan kreativitas tidak akan timbul atau berkembang jika
selalu tergantung pada orang lain. “Professional are people who do jobs well
even when they don’t feel like it”
6.
Menganggap sukses identik dengan keberuntungan. Tanpa adanya usaha yang ulet, semangat dan serius, tidaklah
mungkin keberuntungan akan mendatangi diri seseorang ibarat hujan emas dari
langit. “The golden opportunity you are seeking is in yourself. It is not in
your environment; it is not in luck or chance, or the help of others; it is in
yourself alone” Orison Swett Marden
7.
Menganggap sukses identik dengan banyak uang.
Sejujurnya, uang memang dibutuhkan tetapi jika tidak tahu cara memanfaatkannya
secara bijaksana maka seseorang tidak saja akan menjadi budak bagi uangnya
tetapi juga tidak akan bisa menjadi tuan bagi uangnya. “Money is better than
poverty, if only for financial reasons” Woody Allen
8.
Menganggap sukses identik dengan pengakuan. Logikanya,
sukses yang sesungguhnya adalah didasarkan oleh apa yang tertampak / nyata dan
bukanlah dikarenakan oleh pengakuan atau penilaian dari orang lain. “There are
things to confess that enrich the world, and things that need not be said” Joni
Mitchell
9.
Menganggap sukses identik dengan tercapainya tujuan. Tujuan adalah sasaran yang ingin dicapai tetapi itu bukanlah akhir
dari perjalanan. Tetapi adalah awal tujuan yang lain. “We are made wise not by
the recollection of our past, but by the responsibility for our future” George
Bernard Shaw
10.
Menganggap sukses identik dengan berakhirnya kesulitan. Hidup adalah perjuangan yang penuh dengan rintangan dan tantangan.
Yang namanya kesulitan, pasti akan dialami. Yang menjadi masalah, mau atau
tidak dihadapi. Jika lari dari kenyataan / tidak mau menghadapinya maka sampai
kapanpun juga, kesulitan tersebut selain tidak akan bisa tersirnakan,
kwantitasnya juga akan semakin banyak. “In the middle of every difficulty lies
opportunity” Albert Einstein. Sukses atau tidak dalam hidup ini, andalah yang
tahu / penentunya.“Attaining peace of mind, happiness and good relationships
also mean success” Remez Sasson
Dan sukses
menurut diriku sendiri adalah, ketika kita bisa meraih akhirat ..kita akan memandang
realita keindahan yang Allah janjikan.. ketika kita patuh terhadap agama
(Islam) ketenangan hati, kedamaian jiwa dan rasa kecukupan akan kita dapatkan,
dan itu adalah bagian dari kata Sukses yang dapat kita nikmati ketika kita
meraih akhirat. Orang yang sukses sebenarnya
adalah orang yang berhasil mengenal Allah, berani taat kepada Allah, dan
menjauhi segala larangan-Nya. Sejatinya, orang yang sukses adalah orang yang
terus menerus berusaha membersihkan hati .. dalam sebuah hadis, rosul pernah
berkata bahwa dalam diri manusia ada segumpal darah (hati) dimana jika segumpal
darah itu baik maka yang lain pun akan baik adanya, begitupun sebaliknya. Dalam
diri manusia tentu saja ada yang mengendalikan dan hati menjadi alat pengendali
utama yang akan menentukan bagaimana diri kita.
Jangan
pula kita tertipu bahwa sukses itu hanya di ukur dengan materi; rumah yang
megah, harta yang banyak. Sedangkan ketika kita melihat orang yang tinggal di
rumah kontrakan, kita menganggap itu adalah tanda kegagalan. Tidak seperti itu
kawan, bahkan tidak menutup kemungkinan ketika semua itu menjadi tolak ukur
seseorang di katakana sukses kemudian kita pontang-panting untuk sekedar memenuhi
semua itu. Bahkan, bukan tidak mungkin dengan kita seperti itu untuk
mencapainya kita melupakan akhlak yang seharusnya kita jaga, naudzubillah..
Sukses
dalam pandangan Allah, tidak di ukur dari gelar, penampilan, ataupun banyak
harta. Seseorang dikatakan berhasi jika dia selalu taat kepada Allah. Sukses adalah
ketika dia mempunya kedudukan dan dia tetap taat, tawadhu dan berakhlak mulia. Mungkin
dia populer dan memiliki kedudukan di mata manusia menjadi seorang pengusaha
terkenal, artis, penulis, aparat bahkan yang duduk di kursi pemerintah dan
popularitasnya itu di manfaatkan untuk mengajak orang lain pada ketaatan.
Kita
kembali ke al-Qur’an bahwa orang yang sukses adalah orang yang berhasil menata
diri, pikiran, mata dan lisan nya, sehingga hidupnya tetap berada di jalan
Allah dan dengan itu akhirat pun insya Allah akan berada di genggaman kita.