Wahai anakku,
Tahukah engkau bahwa yang engkau nikmati hari ini, sebagian besar adalah berasal dari nikmat dan karunia Allah, dan sebagiannya lagi ( sebagian kecil) adalah berasal dari apa yang telah engkau lakukan pada hari-hari kemarin. Apabila hari ini engkau merasa bahagia dan segalanya terasa enjoy, itu pertanda bahwa apa yang telah engkau lakukan pada hari-hari kemarin telah menyenangkan hati orang lain, atau paling tidak apa yang telah engkau lakukan itu tidak menyakiti hati orang lain. Tetapi, apabila hari ini terasa berat dan sangat menyusahkan hatimu, itu pertanda bahwa apa yang telah engkau lakukan pada hari-hari kemarin mungkin juga telah menyusahkan dan menyulitkan orang lain.
Wahai anakku,
Apabila engkau menghendaki agar esok hari engkau mendapatkan suatu kemudahan dan kebahagaian, apabila engkau menghendaki agar esok hari engkau terhindar dari segala kesulitan dan musibah. Maka, tidak boleh tidak, pada hari ini engkau harus berusaha sekuat kemampuanmu untuk tidak menyakiti dan menyulitkan orang lain. Karena sebenarnya itulah paradigma yang terjadi pada setiap orang, sebagaimana telah difirmankan oleh Allah Subhaanahu Wa Ta’ala Tuhannya Umat Islam, yaitu: “In ahsantum, ahsantum li anfusikum, wa in asa’tum falaha”. Yang artinya: Jika engkau berbuat baik kepada orang lain, maka sesungguhnya engkau telah berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan apabila engkau berbuat jahat kepada orang lain, sesungguhnya engkau telah menganiaya dirimu sendiri.
Wahai anakku, camkanlah benar-benar apa yang aku nasihatkan kepadamu ini. Sebab jika tidak, maka berarti engkau telah memasang perangkap bagi dirimu sendiri.
Semoga Bermanfa'at...
0 komentar:
Posting Komentar