Hari kembali malam. Berangsur menggelap, lalu pekat. Di saat
seperti ini, kenangan kelam itu kembali datang. Menghampiriku dengan jutaan
bimbang.
Aku harus berani, berjalan di antara dua arah, yang tak ku
tau akan membawaku kemana. Aku harus memilih satu di antara dua. Dia atau kamu.
Dia dan kamu. Dua raga yang sama sama mengisi hati dan hari.
Kamu memenuhi hatiku dengan namamu, dan dia, meemnuhi hariku dengan cintanya.
Ada ada dua beda pula. Dia mencintaiku, tanpa aku mencitainya. Dan aku
mencintaimu, tanpa kamu menaruh cinta untukku.
Ketika malam menjemput, jujur aku selalu takut. Aku takut
merindukanmu, tanpa harus memilikimu. Aku takut ketika dia datang menemaniku,
dan hati serta pikirku masih terpagut padamu.
Ketika malam menutup hari, aku juga takut. Karena saat saat
seperti inilah, kamu telah beradu mesra bersamanya. Menggandeng tangannya, dan
membuatku ingin menutup mata. Aku cemburu, kenapa orang itu bukan aku?
Dan dia, pun cemburu. Kenapa harus kamu, yang ada dipikir
dan relung kalbuku.
Di antara dua arah ini, aku memang harus memilih satu. Aku
memilihnya, bukan karena cinta. Tapi karena logika yang suatu saat nanti bisa
menumbuhkan cinta baruku, untuknya, selamanya.
0 komentar:
Posting Komentar